HOME › Forums › KAJIAN ISLAM › KAJIAN TAFSIR › Tafsir Quran Memakmurkan Masjid
Tagged: tafsir quran memakmurkan masjid
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 5 years, 7 months ago by
admin.
-
AuthorPosts
-
May 2, 2018 at 10:24 AM #1255
admin
KeymasterMEMAKMURKAN MASJID
(Tafsir QS. At-Taubah Ayat 18)إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِين
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut selain kepada Allah, maka mereka orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. [Qs. At-Taubah: 18]Dalam Tafsir Jalalain, dijelaskan bahwa و َلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّه maksudnya adalah mereka (yang memakmurkan masjid) itu tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah.
Sedangkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan sebagai berikut:
Allah Swt. mempersaksikan keimanan orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ؛ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ}
Bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila kalian melihat seorang lelaki pergi ke masjid, maka saksikanlah oleh kalian bahwa dia beriman. Allah Swt. telah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (At-Taubah: 18)Imam Daruqutni di dalam kitab Ifrad-nya telah meriwayatkannya dari Anas ra secara marfu’:
“إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَاهَةً، نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْمَسَاجِدِ، فَصَرَفَ عَنْهُمْ”
Apabila Allah menghendaki azab atas suatu kaum, maka Dia memandang kepada ahli masjidnya (orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid); maka Allah berpaling dari mereka (tidak jadi mengazab mereka).
Imam Daruqutni mengatakan bahwa hadis ini gharib.Al-Hafidz Al-Baha’i di dalam kitab Al-Mustaqsa telah meriwayatkan dari dari Anas secara marfu’, bahwa Allah Swt. telah berfirman:
إِنِّي لَأَهِمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَإِلَى الْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَإِلَى الْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ، صَرَفْتُ ذَلِكَ عَنْهُمْ”
Demi keagungan dan kebesaran-Ku, sesungguhnya Aku hendak menimpakan azab kepada penduduk bumi tetapi apabila Aku memandang kepada orang-orang yang memakmurkan rumah-rumah-Ku dan memandang kepada orang-orang yang saling menyukai karena Aku, dan memandang kepada orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur, maka Aku palingkan azab itu dari mereka.
Kemudian Ibnu Asakir mengatakan bahwa hadis ini berpredikat gharib.قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْحٌ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ، كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاةَ الْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ، فَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ، وَعَلَيْكُمْ بالجماعة والعامة والمسجد”
Bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: “Sesungguhnya setan itu adalah serigala manusia, sama halnya dengan serigala kambing: ia memangsa kambing yang jauh dan kambing yang memisahkan diri. Karena itu, hati-hatilah kalian terhadap perpecahan, berpeganglah kalian kepada jamaah (persatuan), publik, dan masjid.” (HR. Ahmad)Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma’mar, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun Al-Audi yang mengatakan bahwa ia sempat menjumpai masa sahabat Nabi Muhammad Saw., sedangkan mereka sering mengatakan bahwa masjid-masjid itu adalah rumah-rumah Allah yang ada di bumi, dan sesungguhnya sudah merupakan hak Allah memuliakan orang-orang yang menziarahi-Nya di dalam masjid-masjid itu.
Al-Mas’udi telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit dan Addi ibnu Sabit, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan, “Barang siapa yang mendengar seruan azan salat, kemudian ia tidak memenuhinya dan tidak mendatangi masjid, lalu ia mengerjakan salat (di rumahnya), maka tidak ada salat baginya, dan ia telah berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya.” Allah Swt. telah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Qs. At-Taubah: 18), hingga akhir ayat.
Firman Allah Swt.:
{وَأَقَامَ الصَّلاةَ}
dan mendirikan salat. (At-Taubah: 18)Salat merupakan ibadah badaniah yang paling besar.
{وَآتَى الزَّكَاةَ}
dan menunaikan zakat. (At-Taubah: 18)Zakat adalah amal yang paling utama, manfaatnya mengalir sampai kepada orang lain dalam bentuk santunan.
Firman Allah Swt.:
{وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ}
dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. (At-Taubah: 18)Yakni tidak takut dan tidak gentar kecuali hanya kepada Allah Swt.
{فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ}
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah: 18)Ali Ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yakni orang yang men-tauhidkan Allah dan beriman dengan adanya hari kemudian, yakni beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah.dan mendirikan salat. Yaitu salat lima waktu. dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maksudnya, tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah. Kemudian Allah Swt. berfirman: “maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah: 18) Yakni sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang berbahagia, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman Allah Swt. kepada Nabi-Nya:
{عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا}
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-lsra: 79)Yaitu syafaat. Semua lafaz ‘asa yang terdapat di dalam Al-Qur’an mengandung arti “hal yang pasti’.
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar mengatakan bahwa ‘asa (mudah-mudahan) yang dari Allah mengandung hal yang pasti.
Dari penjelasan tafsir di atas, maka bisa disimpulkan bahwa karakter sekaligus syarat yang melekat pada orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah:
1. Beriman kepada Allah dan hari akhir
2. Tetap mendirikan shalat
3. Menunaikan zakat
4. Tidak takut (kepada siapapun) kecuali takut (takwa) kepada Allah.Dengan kata lain, orang yang layak memakmurkan masjid hanyalah orang yang beriman dan bertakwa dengan pengertian menerapkan Islam secara kaffah (seluruhnya). Karena memenuhi perintah Allah dalam QS. Al-Baqarah: 208 menjadi bukti hanya takut (takwa) kepada-Nya. Pemahaman ini menjadi dasar cakupan program kemakmuran masjid yang seharusnya tidak hanya mengurusi seputar aqidah dan ibadah mahdhoh (Rukun Islam) tapi idealnya meliputi seluruh aspek dalam Syariah Islam. Adapun standarnya adalah:
√ Masjid berupaya maksimal menerapkan aspek Syariah yang mampu diamalkan sebagai taklif dari asy-Syari’ (Allah & Rasul) kepada para mukallaf individu dan masyarakat dengan proses tabligh, ta’lim, dan tatsqif kepada jama’ah dan warga sekitar.
√ Masjid berupaya maksimal menyampaikan (tidak sampai mengamalkan) aspek Syariah yang tidak mampu diamalkan sebagai taklif dari asy-Syari’ (Allah & Rasul) kepada para mukallaf selain individu dan masyarakat yang cukup dibatasi dengan proses tabligh dan ta’lim saja kepada jama’ah dan warga sekitar sebagai ma’lumat sabiqoh (pengetahuan).
√ Tabligh adalah sekedar menyampaikan Islam, ta’lim adalah menjelaskan Islam dengan standar ilmu para ulama, sedangkan tatsqif adalah proses tabligh, ta’lim, dan pembinaan kepada individu dan masyarakat sehingga berubah menjadi hamba Allah yang berkepribadian Islam (pola fikir dan pola sikapnya Islami).Sedangkan yang akan diraih oleh orang-orang yang memakmurkan masjid adalah:
1. Mendapat petunjuk dari Allah Swt.
2. Rasulullah Saw menjadi saksi keimanannya.
3. Allah Swt tidak jadi mengadzab kaumnya.
4. Tercegah dari perpecahan umat dan masjidnya menjadi salah satu simpul persatuan umat.
5. Dimuliakan oleh Allah Swt.
Akhirnya mari kita ber-fastabiq al-khairat menjadi hamba Allah yang berlomba dalam memakmurkan masjid-masjid Allah.Wallahu a’lam bi ash-shawab. [Gus Salim]
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.