• “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) menegakkan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” At-Taubah: 18
Wednesday, 9 October 2024

Murtad dan Konsekuensinya

Murtad dan Konsekuensinya
Bagikan

MURTAD DAN KONSEKUENSINYA

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى :

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

 أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ

 (QS al-Baqarah [2]: 85)

 

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mempertemukan kita di tempat yang mulia ini, di hari mulia, bersama dengan orang-orang yang insyaallah dimuliakan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Bertakwalah kepada Allah. Penuhi dan patuhi perintah dan larangan-Nya. Hanya dengan takwa kita akan selamat dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat.

 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Hari-hari ini kita saksikan betapa banyak Muslim yang murtad. Tanpa malu-malu, mengumumkan kemurtadannya secara terbuka. Ada pula artis yang mengaku masih Muslim tapi menistakan bacaan shalat. Dan juga ada tokoh liberal yang terus terang menyatakan diri menolak syariah Islam.

 

Pertanyaannya: Mengapa saat ini orang begitu mudah murtad dari Islam?  Mengapa pula sering terjadi kasus penistaan terhadap Islam seperti melecehkan Al-Quran, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, syariah Islam, jilbab, jihad, khilafah dan lain-lain? Mengapa juga masih ada Muslim yang menolak syariah Islam? Bukankah tindakan melecehkan Islam dan menolak syariah Islam bisa menjadikan pelakunya murtad dari Islam?

Inilah dampak penerapan sekularisme di negeri ini.

 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Apa itu sekularisme? Sekularisme adalah akidah (keyakinan dasar) yang memisahkan agama dari kehidupan. Sekularisme menjadi dasar ideologi Kapitalisme. Kapitalisme melahirkan antara lain sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi dikenal sejumlah kebebasan yang dijamin oleh undang-undang. Di antaranya kebebasan beragama, kebebasan berpendapat/beropini, dan kebebasan berperilaku.

 

Dengan dalih kebebasan beragama, orang boleh berganti-ganti agama semaunya. Dengan dalih kebebasan berpendapat/beropini dan berperilaku, orang bebas untuk berpendapat/beropini dan berperilaku meski itu menistakan Islam, Al-Qur’an, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan syariah Islam.

Semua tidak boleh dipersoalkan dalam sistem demokrasi.

 

Wajar jika ada Muslim yang begitu mudah murtad, melecehkan Islam, atau terang-terangan menolak syariah Islam. Ketahuilah, melecehkan Islam dan ajarannya, dan menolak syariah bisa menjadikan pelakunya murtad  dari Islam, sama seperti yang terus terang murtad.

 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Imam Syafii di dalam kitabnya, Al-Umm, menjelaskan bahwa seseorang yang berpindah dari kesyirikan menuju keimanan, lalu dia berpindah lagi dari keimanan menuju kesyirikan, maka jika orang itu sudah dewasa baik laki-laki maupun perempuan, dia diminta bertobat. Jika dia bertobat maka tobatnya itu diterima. Sebaliknya, jika dia enggan bertobat, maka dia harus dihukum mati (Asy-Syafii, Al-Umm, 6/168).

 

Pendapat Imam Syafii ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئِ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ: كُفْرٌ بَعْدَ إِيْمَانٍ وَزِنًا بَعْدَ إِحْصَانٍ وَقَتْلُ نَفْسٍ بِغَيْرِ نَفْسٍ

Tidak halal (menumpahkan) darah seorang Muslim kecuali karena salah satu di antara tiga sebab: kufur setelah beriman; zina setelah beristri; membunuh seseorang bukan karena orang tersebut melakukan pembunuhan (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

Hukuman mati atas orang murtad juga ditegaskan di dalam sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ

Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam, red.), bunuhlah dia! (HR al-Bukhari dan an-Nasa’i).

 

Jelas, hukuman mati atas orang murtad, 100% berdasarkan keputusan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tapi itu semua perlu proses pengadilan sebelum penjatuhan hukumannya. Semua dilakukan oleh negara. Bukan pribadi atau kelompok masyarakat.

 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Ada sebagian orang yang memelintir ayat:

لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ

Tidak ada paksaan dalam beragama (TQS al-Baqarah [2]: 256), untuk berpindah-pindah agama semaunya.

 

Ketahuilah, itu pemahaman yang salah. Makna yang sebenarnya seperti dikatakan Imam al-Alusi adalah “Janganlah kalian memaksa (manusia) untuk masuk Islam.” (Al-Alusi, Ruuh al-Ma’aani, 2/322).

 

Siapapun tidak boleh dipaksa untuk memeluk Islam. Namun, saat mereka sudah menjadi Muslim, haram baginya untuk murtad (keluar) dari Islam.

 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,     

Demikian pula haram pula menolak syariah Islam, baik secara keseluruhan maupun sebagiannya. Allah subhanahu wa ta’ala telah mencela dengan keras sikap demikian:

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ

Apakah kalian mengimani sebagian al-Kitab dan mengingkari sebagian lainnya? Tidak ada balasan bagi orang yang bertindak demikian kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada Hari Kiamat kelak dia akan dilemparkan ke dalam azab yang sangat keras (TQS al-Baqarah [2]: 85).

 

Orang yang menolak syariah, dalam sistem Islam, hukumannya diperangi. Ini yang dulu dicontohkan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq terhadap orang-orang murtad dan para penolak zakat. 

 

Kebijakan yang ditempuh Khalifah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menjadi bukti bahwa penguasa Muslim wajib menjaga akidah umat. Jangan sampai banyaknya orang murtad dan para penolak syariah menular ke masyarakat secara luas. Ini tentu tidak boleh terjadi.

 

Sayangnya, saat ini kita tidak bisa banyak berharap kepada para penguasa Muslim dalam membentengi akidah umat. Pasalnya, mereka sendiri adalah penjaga sistem sekuler. Mereka tidak peduli jika akidah umat rusak, bahkan lenyap sekalipun. Alhasil, saatnya umat mencabut sekularisme dan segala turunannya. Tinggalkan dan buang jauh-jauh sekularisme dan mari berjuang menegakkan sistem Islam!

    

[]

 

 

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

SebelumnyaMenunaikan Hak-Hak Nabi SAWSesudahnyaRekontekstualisasi Fikih Islam Berbahaya
No Comments

Tulis komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *