Mu’jizat – Tausiyah Ramadhan #14
MU’JIZAT
Allah swt mengutus Nabi Musa as. kepada kaumnya dan kepada pemimpin mereka, yaitu Fir’aun yang mengklaim diri sebagai tuhan. Di sekeliling Fir’aun terdapat para tukang sihir yang selalu diminta bantuan oleh Fir’aun demi menegaskan keberadaannya sebagai tuhan. Mereka (tukang sihir) menipu orang-orang dengan sihir mereka, bahwa mereka mampu untuk mengubah tali dan tongkat menjadi ular. Maka Allah memberi mu‘jizat berupa tongkat kepada Nabi Musa as. yang akhirnya mampu mengalahkan sihir mereka. Selanjutnya, para penyihir tersebut justru menjadi orang-orang yang pertama kali beriman kepada Allah swt dan kenabian Musa as. Hal ini disebabkan karena, sesungguhnya mereka telah menyadari hakikat dari apa-apa yang mereka kerjakan selama ini (sebagai penyihir, penerj.). Selain itu, mereka akhirnya bisa membedakan antara sihir dengan hakikat dari suatu mu’jizat. Dalam hal lain, mu’jizat nabi Isa as, adalah kemampuan menghidupkan orang yang mati pada masa di mana ilmu kedokteran belum maju.
Mengenai Nabi Muhamad saw, Allah swt telah mengutus Beliau kepada kaum yang memiliki ‘pasar-pasar’ , di mana, di dalamnya mereka saling menonjolkan kefasihan (fashaahah) dan kejelasan (balaaghah) sya’ir-sya’ir mereka. Sya’ir yang menang akan ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Ka’bah (sebagai markaz atau pusat kediaman tuhan-tuhan mereka sekaligus tempat tersuci bagi mereka). Sya’ir yang menang akan selalu menjadi bahan perbincangan, dan kabilah yang menang akan berbangga-bangga dengan pujian. Namun kemudian Allah swt memberikan mu’jizat kepada Nabi saw, berupa ungkapan berbahasa Arab, serupa dengan sya’ir-sya’ir yang dibanggakan oleh orang Arab. Bahkan, mu’jizat itu menggunakan huruf-huruf dan lafazh-lafazh yang juga dipakai dalam sya’ir-sya’ir orang Arab. Mu’jizat tersebut adalah al-Quran, kalam Allah yang sangat menakjubkan.
Apa Itu Mu’jizat?
Mu’jizat adalah pembuktian akan kelemahan (itsbaat ul ‘ajzi), yaitu perbuatan menyimpang dari adat kebiasaan, dan menyalahi sunnatullah (anzhimat ul wujuud) yang telah difahami oleh manusia. Misalnya, menghidupkan orang mati, dicabutnya khasiat dari suatu benda; semisal tercabutnya khasiat api yang bisa membakar pada kisah Nabi Ibrahim as, dan tercabutnya air yang bisa menenggelamkan pada orang-orang yang beriman kepada Nabi Musa as.
Tujuan Mu’jizat
Tujuan mu’jizat adalah agar manusia menyaksikan bahwa orang yang diberi mu’jizat adalah Rasul Allah dan meyakinkan orang-orang bahwa apa-apa yang dikatakan olehnya adalah wahyu Allah.
Mu’jizat Al-Quran
Al-Quran telah menantang bangsa Arab dan seluruh manusia untuk membuat yang semisal al-Quran. Firman Allah swt :
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau mereka berkata, “Dia (Muhammad) yang mengada-adakannya.” Katakanlah, “Datangkanlah satu surat yang semisal dengannya dan panggillah orang yang sanggup (membantumu) selain Allah, jika memang kamu orang-orang yang benar. (TQS. Yunus[10]: 38)
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لاَ يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah, “Kalau sekiranya berkumpul manusia dan jin untuk mendatangkan yang serupa dengan al qur-aan ini, mereka tidak akan sanggup mendatangkan yang serupa dengannya walaupun sebagian mereka dengan sebagian yang lain saling tolong-menolong. (TQS. Al Israa[17]: 88).
Demikianlah, mukjizat al-Quran ditujukan untuk seluruh manusia dan berlaku pada setiap masa.