Meraih Kemuliaan Bulan Rajab
MERAIH KEMULIAAN BULAN RAJAB
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،
اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
:قَالَ اللهُ تَعَالَى
وَلاَ تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka… (TQS Hud [11]: 113).
Ikhwani fiddin a’azzaniyallahu waiyyakum,
Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya bertaqwa, karena dengan ketaqwaan itulah yang akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Taqwa membawa keberkahan dari Allah dan durhaka akan membawa murka dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Waktu terus bergulir, hari terus berganti. Saatnya kita sekarang memasuki salah satu bulan suci, Rajab 1440 H. Inilah bulan mulia di antara empat bulan mulia lainnya. Kata Nabi Saw:
«إنَّ الزَّماَنَ قَدْ اِسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُوْ الْقَعْدَةِ، وَذُوْ الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ شَهْرُ مُضَرّ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادِى وَشَعْبَانَ»
“Sungguh waktu itu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumadi dan Sya’ban.” (HR Muslim).
Jika di bulan biasa, kezaliman dilarang, terlebih di bulan suci ini. Baik menzalimi diri sendiri, apalagi menzalimi pihak lain.
Imam al-Baihaqi menyatakan bahwa Allah SWT telah menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan haram tersebut—termasuk pada bulan Rajab ini—lebih besar. Begitu juga amal shalih dan pahalanya (yang dilakukan pada bulan-bulan haram tersebut) juga sangat besar (Al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, III/370).
Bahkan Imam asy-Syafii—rahimahulLah—telah melipatgandakan diyat (uang tebusan) atas pembunuhan karena keliru (qatlu al-khatha’) yang dilakukan pada bulan-bulan haram karena bersandar pada riwayat dari Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas.
Inilah di antara kemuliaan bulan haram, pahala dan dosa dilipatgandakan.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Jangan heran bila banyak kemuliaan bagi kaum Muslim terealisasi di bulan Rajab ini. Seperti: hijrah pertama kaum Muslim ke Habasyah pada tahun ke-5 kenabian; juga Isra’-mi’raj Rasul Saw pada tahun ke-10 kenabian. Dalam peristiwa itulah, Nabi saw menerima titah kewajiban shalat sekaligus dikukuhkan sebagai pemimpin bagi seluruh umat manusia. Nabi Saw didaulat menjadi imam para nabi dan rasul terdahulu di Baitul Maqdis.
Di bulan ini pula, Nabi Saw bertemu pertama kali dengan kaum Anshar. Melalui tangan kaum Anshor inilah Negara Islam pertama tegak di Madinah. Sejak itu seluruh hukum syariah pun bisa diterapkan secara total.
Bulan Rajab juga telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai momen istimewa peralihan kiblat kaum Muslim, dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram (Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, III/252-253). ‘
Dan banyak penaklukan dan pembebasan oleh kaum Muslim terjadi di bulan Rajab ini. Kota Damaskus (Syam) dibebaskan oleh kaum Muslim di bawah panglima Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah ra. dan Khalid bin al-Walid ra. pada bulan Rajab tahun 14 H/635 M.
Baitul Maqdis pun berhasil direbut kembali oleh kaum Muslim pada bulan Rajab, tepatnya pada 28 Rajab 583 H/2 Oktober 1187 M, di bawah kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi, setelah mereka mengalahkan tentara Salib dalam Perang Hittin. Saat itu pun azan kembali dikumandangkan dan shalat Jumat kembali dilaksanakan di Masjid al-Aqsha setelah 88 tahun diduduki tentara Salib.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Kaum Muslim dulu telah begitu rupa memuliakan dan menjaga kehormatan bulan haram, termasuk Rajab. Pada bulan ini mereka mempersembahkan amal-amal mulia dan spektakuler serta prestasi monumental yang dicatat dengan tinta emas sejarah untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslim.
Karena itu seyogyanya kaum Muslim saat ini pun memuliakan bulan-bulan haram, termasuk bulan Rajab ini, dengan melipatgandakan amal-amal terbaik. Bagaimana caranya?
Pertama: berhentilah menyalahi hukum Allah SWT, yang bisa mendatangkan murka-Nya. Stop riba. Jauhi hasad dan dengki. Tinggalkan caci-maki. Jangan langgar hak orang lain. Tinggalkan kezaliman.
وَلاَ تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka… (TQS Hud [11]: 113).
Kedua: Laksanakan amal-amal shalih, kerjakan semua kewajiban-kewajiban Allah SWT dan perbanyak amalan-amalan sunnah. Yang juga termasuk amal shalih adalah menunaikan fardhu kifayah. Tidak hanya mengurus jenazah, tapi mengangkat pemimpin umat Islam yang menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Alhasil, mari bulan Rajab ini kita jadikan momentum mengokohkan tekad, menggelorakan semangat dan berpartisipasi semaksimal mungkin untuk mewujudkan penerapan syariah Islam secara kaffah. Itulah wujud hakiki ketakwaan kita kepada Allah SWT. Ketakwaan seperti inilah yang bakal mewujudkan aneka kerbekahan dari langit dan bumi bagi manusia.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Andai penduduk negeri beriman dan bertakwa, Kami pasti akan membuka untuk mereka ragam keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (Kami). Karena itu Kami mengazab mereka karena perbuatan dosa yang telah mereka lakukan itu (TQS al-A’raf [7]: 96).
Semoga Allah senantiasa istiqamahkan kita di jalan-Nya. Aamiin