SOLUSINYA JIHAD DAN KHILAFAH
KHUTBAH PERTAMA
اللهُمَّ
فَصَلِّ
وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ
كَانَ
صَادِقَ
الْوَعْدِ
وَكَانَ
رَسُوْلًا
نَبِيًّا، وَعَلَى
آلِهِ
وَصَحْبِهِ
الَّذِيْنَ
يُحْسِنُوْنَ
إِسْلاَمَهُمْ
وَلَمْ
يَفْعَلُوْا
شَيْئًا
فَرِيًّا. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَيَا
أَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ
اللهُ،
اُوْصِيْنِيْ
نَفْسِيْ
وَإِيَّاكُمْ
بِتَقْوَى
اللهِ،
فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى:
وَاقْتُلُوْهُمْ
حَيْثُ
ثَقِفْتُمُوْهُمْ
وَاَخْرِجُوْهُمْ
مِّنْ حَيْثُ
اَخْرَجُوْكُمْ
وَالْفِتْنَةُ
اَشَدُّ مِنَ
الْقَتْلِۚ
وَلَا
تُقٰتِلُوْهُمْ
عِنْدَ
الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ
حَتّٰى
يُقٰتِلُوْكُمْ
فِيْهِۚ فَاِنْ
قٰتَلُوْكُمْ
فَاقْتُلُوْهُمْۗ
كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ
الْكٰفِرِيْنَ ١٩١
(اَلْبَقَرَةُ)
Alhamdulillâhi Rabbil ‘Âlamin, Segala puji bagi
Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ yang telah menganugerahkan kita nikmat iman
dan Islam, serta mempertemukan kita di tempat yang diberkahi ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallâhu
‘alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga
akhir zaman.
Bertakwalah kepada Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ dengan
sebenar-benarnya takwa sebagaimana firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا
اتَّقُوا
اللّٰهَ
حَقَّ
تُقٰىتِهٖ
وَلَا
تَمُوْتُنَّ
اِلَّا
وَاَنْتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Âli Imrân [3]: 102)
Sungguh takwa adalah benteng terakhir kita di tengah
kehidupan akhir zaman saat ini. Dan sungguh, hanya dengan takwa kita akan
selamat di dunia dan akhirat.
Ma’âsyiral
Muslimîn rahimakumullâh,
Di saat umat Islam di seluruh
dunia menjalankan ibadah Ramadhan dan merayakan Idul Fitri dengan penuh suka
cita, penderitaan umat Muslim di Gaza justru semakin memilukan. Sejak 18 Maret
2025, agresi militer Zionis Yahudi kembali dilancarkan, menewaskan setidaknya
1.309 warga Palestina. Serangan membabi buta ini tidak hanya menyasar warga
sipil, tetapi juga tenaga medis, jurnalis, dan relawan kemanusiaan. Suasana
Ramadhan yang seharusnya penuh kedamaian berubah menjadi duka dan ketakutan
yang tiada henti.
Blokade terhadap bantuan kemanusiaan
yang diperketat semakin memperparah krisis di Gaza. Sebanyak 2,4 juta penduduk
terancam kelaparan dan kekurangan obat-obatan, sementara rumah sakit dan
fasilitas kesehatan telah hancur dihantam rudal-rudal penjajah. Warga Gaza kini
berjuang untuk bertahan hidup tanpa akses medis yang memadai, di tengah
runtuhnya infrastruktur dan minimnya perhatian dunia. Gaza terus menangis,
sementara dunia nyaris membisu.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Siapa saja yang mengaku Muslim
wajib memberikan pembelaan atas penderitaan yang dirasakan saudara seiman,
termasuk kaum Muslim Gaza. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam telah
berpesan:
لاَ
يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ
حَتَّى
يُحِبَّ لِأَخِيْهِ
مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ
“Tidaklah salah seorang di antara
kalian beriman (dengan sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhari No.13
dan Muslim No.45). Hadits ini menunjukkan bahwa
kesempurnaan iman ditandai dengan rasa cinta dan kepedulian terhadap sesama
Muslim. Kaum Muslim itu laksana satu tubuh. Jika satu bagian sakit, seluruh
tubuh ikut merasakan (HR. al-Bukhari No.6011 dan Muslim No.2586).
Tidak selayaknya seorang
Muslim mengabaikan penderitaan Muslim lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits
qudsi, Allah akan mencela orang yang tak menjenguk saudaranya yang sakit,
karena sebenarnya Allah ada bersama orang yang sakit tersebut (HR. Muslim No.2569). Maka, perhatian dan bantuan kepada Muslim Gaza bukan sekadar bentuk
solidaritas, tetapi juga wujud keimanan. Wajib hukumnya membantu mereka dengan
harta, tenaga, doa, dan seruan dakwah.
Derita Gaza akhirnya
mengundang fatwa jihad melawan zionis Yahudi. Sekretaris Jenderal IUMS, Ali
al-Qaradaghi, pada 4 April 2025 menyerukan agar negara-negara Muslim segera
bertindak secara militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida. Ia
mengecam keras diamnya para pemimpin Arab terhadap tragedi Gaza sebagai bentuk
kejahatan besar terhadap umat Islam.
Islam tidak mengajarkan
penyelesaian melalui diplomasi kosong atau sekadar doa dari mimbar. Jalan
syar’i untuk menghentikan penjajahan Zionis atas Gaza adalah jihad fi
sabilillah. Allah berfirman:
فَمَنِ
اعْتَدَىٰ
عَلَيْكُمْ
فَاعْتَدُوا
عَلَيْهِ بِمِثْلِ
مَا
اعْتَدَىٰ
عَلَيْكُمْ
”Siapa saja yang menyerang kalian,
seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (QS. al-Baqarah [2]: 194).
Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ
juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum Muslim:
وَاقْتُلُوهُمْ
حَيْثُ
ثَقِفْتُمُوهُمْ
وَأَخْرِجُوهُم
مِّنْ حَيْثُ
أَخْرَجُوكُمْ
”Perangilah mereka di mana saja
kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir
kalian.” (QS. al-Baqarah [2]: 191).
Qadhi Syaikh Taqiyuddin
an-Nabhani menjelaskan bahwa jihad menjadi fardu ‘ain saat negeri Muslim
diserang. Bukan hanya kewajiban warga Palestina, tetapi juga Muslim di
sekitarnya. Para penguasa negeri-negeri Muslim wajib mengerahkan pasukan untuk
membantu Gaza. Allah pun berfirman:
وَإِنِ
ٱسْتَنصَرُوكُمْ
فِى ٱلدِّينِ
فَعَلَيْكُمُ
ٱلنَّصْرُ
”Jika mereka meminta pertolongan kepada
kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan”
(QS. al-Anfâl [8]: 72).
Ironisnya, yang terjadi justru
sebaliknya. Para penguasa Arab dan Muslim menutup perbatasan, membiarkan
pesawat tempur AS masuk, serta terus berdagang dengan entitas Yahudi. Mereka
enggan menggerakkan kekuatan militer yang dimiliki. Diamnya mereka adalah
bentuk pengkhianatan besar, dan pengabaian terhadap sabda Nabi:
لَزَوَالُ
الدُّنْيَا
أَهْوَنُ
عَلَى اللَّهِ
مِنْ قَتْلِ
مُؤْمِنٍ
بِغَيْرِ
حَقٍّ
”Sungguh hilangnya dunia ini jauh lebih ringan bagi Allah
dibandingkan dengan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa haq.” (HR. an-Nasa’i No.3987
dan Tirmidzi No.1395). Ini adalah pengingat keras agar umat tidak tertipu oleh retorika
kosong para penguasa tersebut.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Sesungguhnya nestapa penduduk
Gaza mempertegas betapa rapuhnya umat tanpa perisai pelindung yang kuat.
Lembaga-lembaga internasional seperti PBB, Liga Arab, dan OKI terbukti tak
mampu menghentikan kebiadaban zionis Yahudi yang disokong penuh oleh Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa. Mereka justru menjadi pendukung utama dengan
suplai dana dan senjata. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam amat membutuhkan
institusi pelindung sebagaimana sabda Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi
wasallam, "Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang
berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya” (HR. Muslim No.1841). Imam an-Nawawi menjelaskan, Khalifah adalah tameng yang mencegah
musuh menyerang dan menjaga keutuhan Islam dengan kekuatannya.
Oleh karena itu, derita Gaza,
sebagaimana tragedi yang menimpa Muslim Uyghur, Rohingya, dan lainnya, tidak
akan terselesaikan tanpa hadirnya Khilafah Islamiyah. Hanya Khilafahlah
institusi pemerintahan yang diwajibkan oleh syariah dan mampu menyelesaikan krisis
umat secara menyeluruh dengan menerapkan syariah Islam dan mengerahkan jihad fi
sabilillah. Khilafah adalah perisai umat yang sejati, penjaga kehormatan kaum
Muslim dan pelindung tanah suci Palestina. Sudah saatnya kaum Muslim bersatu
menegakkan kembali Khilafah untuk melindungi agama, darah, dan kehormatan
mereka. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []
بَارَكَ
اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِى
اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ
مِنَ
الْآيَاتِ
وَالذِّكْرِ
الْحَكِيمِ
وَتَقَبَّلَ
اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ
وَإِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ،
وَأَقُوْلُ
قَوْلِيْ
هَذَا
فَأسْتَغْفِرُ
اللهَ
العَظِيْمَ
إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ،
وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلَى
تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ،
وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ
اِلٰهَ إِلاَّ
اللهُ
وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ
أنَّ
سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى
إِلَى
رِضْوَانِهِ،
اللّٰهُمَّ صَلِّ
عَلَى
سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
اٰلِهِ
وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَياَ
اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُواللّٰهَ
فِيْمَا
أَمَرَ
وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ
بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَـنَّى
بِمَلآ
ئِكَتِهِ
الْمُسَبِّحَةِ
بِقُدْسِهِ،
وَقَالَ
تَعاَلَى:
إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ
آمَنُوْا
صَلُّوْا
عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ،
وَارْضَ اللّٰهُمَّ
عَنِ
اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ،
أَبِى بَكْرٍ
وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ
وَعَلِي، وَعَنْ
بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ،
وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ،
وَارْضَ
عَنَّا
مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ
يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللّٰهُمَّ
اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءَ
مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ،
اللّٰهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ،
وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ
وَاْلمُشْرِكِيْنَ،
وَانْصُرْ
عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيْنَ،
وَانْصُرْ مَنْ
نَصَرَ
الدِّيْنَ،
وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ،
وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَ
الدِّيْنِ،
وَاعْلِ
كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ.
اللّٰهُمَّ
ادْفَعْ
عَنَّا
الْغَلَاءَ
وَاْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ،
وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ
مَا ظَهَرَ
مِنْهَا
وَمَا
بَطَنَ، عَنْ
بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ
بُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا
رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ،
رَبَّنَا
آتِناَ فِى
الدُّنْيَا
حَسَنَةً
وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ
النَّارِ،
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا
وَإنْ لَمْ
تَغْفِرْ
لَنَا
وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ ! إِنَّ
اللهَ
يَأْمُرُ
بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ
ذِي
اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي
يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ،
وَاذْكُرُوا
اللهَ
اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ،
وَاسْأَلُوْهُ
مِنْ
فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ،
وَاشْكُرُوْهُ
عَلىَ
نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ،
وَلَذِكْرُ
اللهِ
أَكْبَرْ