KHUTBAH PERTAMA
إنَّ
الْحَمْدَ لِلّٰهِ،
نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا،
مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ
فَلَا
مُضِلَّ
لَهُ، وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ
أَنْ لَا
اِلٰهَ
اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ
لَاشَرِيْكَ
لَهُ،
شَهَادَةَ
مَنْ هُوَ خَيْرٌ
مَّقَامًا
وَأَحْسَنُ
نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ
أَنَّ
سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
الْمُتَّصِفُ
بِالْمَكَارِمِ
كِبَارًا
وَصَبِيًّا.
اللهُمَّ
فَصَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ
كَانَ
صَادِقَ
الْوَعْدِ
وَكَانَ
رَسُوْلًا
نَبِيًّا، وَعَلَى
آلِهِ
وَصَحْبِهِ
الَّذِيْنَ
يُحْسِنُوْنَ
إِسْلاَمَهُمْ
وَلَمْ
يَفْعَلُوْا
شَيْئًا
فَرِيًّا. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَيَا
أَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ
اللهُ، اُوْصِيْنِيْ
نَفْسِيْ
وَإِيَّاكُمْ
بِتَقْوَى
اللهِ،
فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى:
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ
حَتّٰى
يَأْتِيَكَ
الْيَقِيْنࣖ ٩٩
(اَلْحِجْرُ)
Alhamdulillâhi Rabbil ‘Âlamin, Segala puji bagi Allah, yang telah
memberikan kita kesempatan untuk menunaikan ibadah Ramadhan dengan penuh
keimanan dan keikhlasan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, serta seluruh
umatnya yang senantiasa mengikuti petunjuknya hingga hari kiamat.
Bertakwalah kepada Allah,
sebagaimana kita taat kepada-Nya saat menjalani ibadah shaum Ramadhan. Takut
melanggar larangan-Nya meski kita sendirian dan tak ada yang melihatnya. Bertakwalah kepada
Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ dengan sebenar-benarnya takwa sebagaimana
firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا
اتَّقُوا
اللّٰهَ
حَقَّ
تُقٰىتِهٖ
وَلَا
تَمُوْتُنَّ
اِلَّا
وَاَنْتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Âli Imrân [3]: 102)
Sungguh takwa adalah benteng terakhir kita di tengah
kehidupan akhir zaman saat ini. Dan sungguh, hanya dengan takwa kita akan
selamat di dunia dan akhirat.
Ma’âsyiral Muslimîn
rahimakumullâh,
Sebulan penuh kita menjalankan
puasa, menahan lapar, dahaga, serta mengendalikan hawa nafsu. Kini, Ramadhan
telah berlalu, dan tibalah saatnya kita mengukur apakah Ramadhan kita
benar-benar membekas dalam kehidupan kita.
Para ulama mengatakan bahwa
tanda kesuksesan seseorang dalam menjalankan Ramadhan adalah keberlanjutan amal
shalih setelahnya.
Imam Ibn Rajab al-Hanbali rahimahullâh menyatakan;
فَإِنَّ
اللّٰهَ
إِذَا
تَقَبَّلَ
عَمَلَ
عَبْدٍ
وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ
صَالِحٍ
بَعْدَهُ
“Sesungguhnya Allah jika menerima
amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melanjutkan amalan shalih
setelahnya.” (Lathâif Al-Ma’ârif, hal. 388)
Jika setelah Ramadhan kita
tetap menjaga shalat berjamaah, terus membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan
menjaga lisan serta hati, serta ketaatan yang lainnya, maka itulah tanda bahwa
Ramadhan kita berhasil.
Sebaliknya, jika kita bersikap
kembali seperti sebelum Ramadhan, tetap tidak bisa mengendalikan hawa nafsu,
mengabaikan perintah dan larangan Allah, mencampakkan Al-Qur'an, mengambil
pedoman hidup dari orang-orang kafir, berarti kita gagal mencapai hikmah
Ramadhan.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Penting kiranya kita belajar
kepada generasi awal Islam menyikapi bulan Ramadhan. Para sahabat dan tabi’in
bukan hanya beribadah dengan khusyuk selama Ramadhan, tetapi juga merasa sedih
saat Ramadhan berlalu.
Diriwayatkan oleh Al-Hafidz
Ibnu Rajab rahimahullâh mengutip ucapan seorang tabi’in Mu’alla bin
Al-Fadhl rahimahullâh;
كَانُوا
يَدْعُونَ
اللَّهَ
تَعَالَى
سِتَّةَ
أَشْهُرٍ
أَنْ
يُبَلِّغَهُم
رَمَضَانَ،
وَيَدْعُونَهُ
سِتَّةَ
أَشْهُرٍ
أَنْ
يَتَقَبَّلَ
مِنْهُمْ
“Dulu mereka (para sahabat), selama
enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan
mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan,
mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.”
(Lathâif Al-Ma’ârif, hal. 264)
Mereka memahami bahwa Ramadhan
bukan hanya momen sesaat, melainkan madrasah keimanan yang membentuk karakter
seorang Muslim sepanjang tahun. Imam Hasan al-Bashri rahimahullâh berkata, "Sesungguhnya
Allah tidak menjadikan akhir amal seorang mukmin selain kematian." (Lathâif Al-Ma’ârif, hal.392). Artinya, tidak ada batasan
dalam beramal shalih setelah Ramadhan.
Oleh karena itu, sebagai
penerima amanah Allah di posisi kita masing-masing, kita harus mempertahankan
spirit Ramadhan dalam sebelas bulan berikutnya.
Yang jadi pekerja, jadilah
pekerja yang amanah. Yang jadi pegawai dan birokrat negara, laksanakan tugas
dengan jujur, jangan ambil uang rakyat. Yang jadi penguasa, terapkan aturan
Allah, jangan hanya bersumpah di bawah Al-Qur'an tapi meninggal isinya untuk
diterapkan. Yang jadi kepala rumah tangga, penuhi amanah sebagai ayah kepada istri
dan anak kita. Yang jadi rakyat biasa, taatlah kepada Allah di mana pun dan
kapan pun. Ingat Allah selalu mengawasi kita.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Keberhasilan Ramadhan tidak
terletak pada bagaimana kita beribadah saat itu, tetapi bagaimana kita tetap
konsisten dalam amal shalih setelahnya.
Allah berfirman dalam
Al-Qur’an:
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ
حَتّٰى
يَأْتِيَكَ
الْيَقِيْنُ
“Dan sembahlah Tuhanmu
sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr [15]: 99)
Maka dari itu, marilah kita
terus menjaga amal shalih, memperbaiki diri, dan meningkatkan ketakwaan kepada
Allah sepanjang tahun, sehingga ketika kita dipertemukan dengan Ramadhan
berikutnya, kita telah menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga Allah menerima amal
ibadah kita dan memberikan kita keistiqamahan dalam kebaikan. Aamiin. []
بَارَكَ
اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِى
اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ
مِنَ
الْآيَاتِ
وَالذِّكْرِ
الْحَكِيمِ
وَتَقَبَّلَ
اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ
وَإِنَّهُ
هُوَ
السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ،
وَأَقُوْلُ
قَوْلِيْ
هَذَا
فَأسْتَغْفِرُ
اللهَ
العَظِيْمَ
إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ،
وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلَى
تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ،
وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ
اِلٰهَ
إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ
لَهُ،
وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إِلَى
رِضْوَانِهِ،
اللّٰهُمَّ صَلِّ
عَلَى
سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
اٰلِهِ
وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَياَ
اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُواللّٰهَ
فِيْمَا
أَمَرَ
وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ
بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَـنَّى
بِمَلآ
ئِكَتِهِ
الْمُسَبِّحَةِ
بِقُدْسِهِ،
وَقَالَ
تَعاَلَى:
إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ
آمَنُوْا
صَلُّوْا
عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ،
وَارْضَ اللّٰهُمَّ
عَنِ
اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ،
أَبِى بَكْرٍ
وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ
وَعَلِي، وَعَنْ
بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ،
وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ،
وَارْضَ
عَنَّا
مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ
يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللّٰهُمَّ
اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءَ
مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ،
اللّٰهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ،
وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ
وَاْلمُشْرِكِيْنَ،
وَانْصُرْ
عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيْنَ،
وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ
الدِّيْنَ،
وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ،
وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَ
الدِّيْنِ،
وَاعْلِ
كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ.
اللّٰهُمَّ
ادْفَعْ
عَنَّا
الْغَلَاءَ
وَاْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ،
وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ
مَا ظَهَرَ
مِنْهَا
وَمَا
بَطَنَ، عَنْ
بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً
وَسَائِرِ
بُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا
رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ،
رَبَّنَا
آتِناَ فِى
الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً
وَقِنَا
عَذَابَ
النَّارِ،
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا
وَإنْ لَمْ
تَغْفِرْ
لَنَا
وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ ! إِنَّ
اللهَ
يَأْمُرُ
بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ
ذِي
اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي
يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ،
وَاذْكُرُوا
اللهَ
اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ،
وَاسْأَلُوْهُ
مِنْ
فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ،
وَاشْكُرُوْهُ
عَلىَ
نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ،
وَلَذِكْرُ
اللهِ
أَكْبَرْ