• “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) menegakkan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” At-Taubah: 18
Wednesday, 9 October 2024

Arti Penting Sirah Nabi SAW – Tausiyah Ramadhan #23

Bagikan

ARTI PENTING SIRAH NABI SAW

Umat manusia sangat membutuhkan pandangan hidup yang dibawa Rasulullah saw. Mungkin mereka tidak menyadarinya, namun tugas kita sebagai Muslim untuk memahami risalah Rasulullah saw dan kemudian mengembannya. Segala sisi kehidupan Rasulullah saw direkam dalam sirah Rasulullah, atau sering disingkat dengan sirah. Sirah bukan semata-mata kisah hidup seorang figur yang terkenal dan bersejarah, yang hidup empat belas abad silam. Namun, itulah kisah kehidupan seorang Nabi yang diutus Allah Swt sebagai rahmat bagi seluruh alam, sekaligus sebagai pemberi peringatan dan petunjuk pamungkas sebelum Hari Pembalasan. Sirah berisi serangkaian peristiwa yang terjadi selama kurun waktu 23 tahun, yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan umat manusia sepanjang masa. Apa pun yang dimuat di dalam sirah merupakan bagian dari tsaqafah Islam. Namun demikian, sirah merupakan salah satu tsaqafah Islam yang bisa dipelajari lebih jauh dalam cabang-cabang ilmu Islam lainnya. Contoh lainnya adalah ‘ulùm al-Qur’an yang mempunyai cabang-cabang ilmu seperti tajwid, tafsir, dan balaghah. Semua cabang ilmu tersebut secara tidak langsung dipengaruhi oleh masa kehidupan Rasulullah saw.

Secara ringkas, gambaran sirah adalah sebagai berikut: Bahwa pada usia 40 tahun, masa ke-Nabian Rasulullah Muhammad saw dimulai, bertepatan dengan tahun 610 M. Pada saat itu beliau tinggal di kota Makkah, sebuah wilayah yang berada di tengah-tengah Jazirah Arab. Kemudian Rasulullah saw melakukan kontak dengan keluarga terdekat dan sahabat-sahabatnya untuk menyampaikan misi dan seruan beliau. Sebagian besar masyarakat Makkah menyambut seruan ini dengan rasa permusuhan. Namun demikian, di tengah-tengah rasa permusuhan itu muncul sekelompok Muslim. Kelompok yang tumbuh ini mempelajari dasar-dasar akidah Islam selama 13 tahun, dan berupaya memperkenalkan seruan ini kepada masyarakat Quraisy Makkah. Setelah itu, Allah Swt mengaruniakan kemenangan kepada kaum Muslim, dan mereka pun hijrah ke Madinah al-Munawwarah. Negara Madinah ini menjadi sebuah model negara, dimana Islam tidak sekedar diimplementasikan, tetapi seluruh warga negara Madinah menjadi ‘tolok ukur utama’ sebuah kehidupan masyarakat. Gaya hidup masyarakat tersebut menjadi standar bagi generasi-generasi sesudahnya untuk diikuti. Setelah wafatnya Rasulullah saw, masyarakat Madinah itu menjadi pilar-pilar pengemban Islam dalam bentuk aslinya –yaitu suatu pandangan hidup atau ideologi– ke seluruh jazirah Arab. Mereka menerobos dan mengikat erat pusat-pusat peradaban dari kaum Nasrani, Yunani, Babilonia, dan Persia.

Rangkaian peristiwa di dalam sirah bukan sekadar ringkasan biografi seorang figur penentang penyembahan berhala. Rasulullah saw adalah Nabi terakhir yang diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Beliau dihadirkan ke dunia tidak hanya untuk meluruskan sekelompok umat seperti Bani Israil (sebagaimana tugas Nabi-nabi sebelumnya, misalnya Musa as); juga bukan hanya untuk mengoreksi bangsa Arab jahiliyah; bukan juga untuk meluruskan orang-orang Nasrani semata; tetapi untuk memberi petunjuk kepada seluruh umat manusia hingga Hari Akhir.

Sirah juga bukan sekadar urutan (kronologi) kejadian yang terjadi secara kebetulan. Sirah bukan pula semata-mata rangkaian peristiwa bersejarah yang terjadi pada seorang pahlawan atau seorang jenius. Rangkaian peristiwa yang dimuat dalam sirah adalah wahyu Allah Swt. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan penyampaian dakwah, Rasulullah saw tidak bertindak menurut kehendak beliau sendiri. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Rasulullah saw merupakan hal yang penting bagi kaum Muslim.

Arti penting sirah sebagai bagian dari tsaqafah Islam bukan sesuatu yang berlebihan. Sirah adalah disiplin ilmu tradisional yang telah dipelajari dan diajarkan selama berabad-abad. Bisa dikatakan bahwa sirah adalah tulang punggung dimana seluruh tsaqafah Islam terikat. Pemahaman tentang sirah akan memperluas pemahaman seseorang terhadap masalah-masalah lain, baik itu berupa sepenggal ayat, hadits, atau suatu kejadian.

Kita semua perlu memahami sirah sebagai salah satu tsaqafah Islam, tetapi juga sebagai sebuah ilmu yang akan mempermudah pemahaman kita tentang Islam secara umum. Kami berharap dan berdoa agar segala upaya mendalami kehidupan Rasulullah saw ini akan mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.

Rasulullah saw telah mengubah wajah Jazirah Arab dengan cahaya Islam. Tanggung jawab dalam mengembalikan cahaya itu ke dunia saat ini jatuh ke pundak kita semua, kaum Muslim. Umat manusia nyaris kehilangan harapan untuk mendapatkan petunjuk keluar dari kegelapan. Adalah tugas dan tanggung jawab kita saat ini untuk menawarkan seruan ini kepada umat manusia. Langkah pertama bagi kita adalah memahami kehidupan Rasulullah saw, dan melihat bagaimana beliau mengubah sebuah masyarakat yang zhalim menjadi masyarakat yang mampu mengubah jalannya sejarah,

 

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. (TQS. an-Nur [24]: 55)

SebelumnyaAdab Berbeda Pendapat - Tausiyah Ramadhan #22SesudahnyaSeruan Menuju Islam - Tausiyah Ramadhan #24
No Comments

Tulis komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *